Wednesday, 27 March 2013
Sunday, 24 March 2013
:: Aku ini ::
Too many things happened. Aku tidak mampu menyatakan satu persatu. Sakit, kecewa, sakit hati. Smuanya bercampur-campur seperti rojak. Inikah hidup? Banyak perkara yang perlu dikorbankan untuk mencapai satu hal, satu perkara. Meskipun hati sakit, kecewa, dilema, di pertengahan, semuanya perlu dihadapi. I haven't options. Kan alangkah bagusnya kalau aku mampu memilih semuanya.
Minggu yang menyesakkan telah dilalui, the cruelest week already passed. Aku kadangkala terfikir 'nothing to do with'... Huhhhh!!!! I hate, saya benci. Indeed! Perasaan seperti ini. Aku tak mampu meluahkan 100% isi hatiku. Tiada yang mampu memahami, tidak ada yang rasa 'empathy'. Hatiku sedih, menangis dan kecewa. Aku lelaki, aku bukan lemah, aku bukan tak kuat tetapi aku ada kelemahan sendiri. Aku rela mengatakan sebegini compared to remain with my egoisme.
Aku punya impian yang bertahun lamanya aku tunggu. Tiba-tiba pada saat-saat akhir sebelum menyelesaikan sesuatu yang kita nak lakukan, tiba-tiba hal itu berlaku. I haven't any idea. Aku nak itu tetapi aku juga tak rela melepaskan sesuatu yang hampir siap, yang hampir tamat. Too many things need the considerations. Aku terpaksa biarkan hatiku menangis, kecewa dan dilema. Quite bitter and sour but nothing to do. Hatiku menangis setiap masa. Aku sangat kecewa dan sedih sebenarnya. Perhaps, ada individu yang mempersolalkan dan menganggap ianya remeh dan fool thing but, anda perlu mengetahui bagaimana hidupku, bagaimana sakitnya penantian selama bertahun-tahun lamanya.
Tesis dan assignments beratur di belakang. Menunggu giliran untuk disiapkan. Umpama pesakit di hospital yang menunggu giliran untuk dirawat atau menunggu giliran untuk medapatkan ubat di farmasi. Tesis, sungguh berat. Apatahlagi, supervisorku melatihku menyiapkan tesis dan mendapatkan maklumat tahap 'masters' but banyak positivnya. Mengajarku untuk mengolah, mengubah, membentuk ayatku sendiri dan berfikir panjang. Aku jelous sebenarnya melihat rakan-rakan yang lain yang tidakn mengambil tesis sepertiku but itu pilihanku. Itu komitmenku, meskipun mungkin hasik kerjaku tidak 100% perfect tetapi aku puas hati kerana aku telah melakukan yang terbaik.
Wahhh!!! Hidup ini sangat mencabar. Namun, orang kata 'life must go on'. Tiada perkara yang senang, tiada perkara yang hanya memetik jari sahaja dan ianya ada di tangan dengan sekelip mata. Semuanya memerlukan kesabaran, ketabahan, kekuatan dan usaha. Yang pasti, aku akan lebih menghargai hidupku, aku akan lebih menghargai sesuatu yang aku ada, dan aku telah perolehi dan bakal aku perolehi. Aku tetap memegang satu hal 'tiada sahabat yang paling baik, setia dan memahami kecuali TUHAN'. Dia mengenal aku, lebih daripada aku mengenal diriku sendiri...
Aku terkapai-kapai di bawa arus deras. Aku menjerit meminta pertolongan namun suaraku ditelan oleh bunyi derasnya air. Suaraku ditelan dan meresap disebalik air. Aku melihat daun yang terkapai-kapai seolah-olah menyuruh aku berpaut padanya. Namun, kederasan air menyebabkan daun itu putus. Aku dihanyutkan lagi. Tiba-tiba aku melihat kayu yang dihanyutkan oleh air. Aku berpaut pada kayu itu. Tetapi, aku dan kayu itu sama-sama dihanyutkan oleh derasnya air. Aku kehilangan harapan, kerana aku tidak mengetahui sampai bilakah aku terus berpaut pada kayu itu? Mungkin aku akan mati lemas, dibaham buaya dan terhempak dan tertikam oleh batu yang tajam atau ranting-ranting? Tak lama kemudian, aku melihat tali pajang, aku berpaut dan aku terus berpaut. Tidak lama kemudian, aku dengan sekuat saki-baki tenaga, aku berusaha untuk melawan arus untuk ke tepi. Akhirnya aku berjaya ke tepi. Harapanku untuk terus hidup semakin 'bercahaya'.
Meskipun kadangkala sesuatu yang diusahakan dan dinantikan belum memperlihatkan hasilnya. Itu membuat kita kecewa, marah dan bertanya kenapalah macam ni? Kadangkala, banyak persoalan dan permasalahan datang dalam hidup. Kadangkala, rasa putus asa, penat dan kelelahan melanda. Namun, semuanya punya jawapan yang pasti. Bukan hari ini, esok, lusa, kelmarin, minggu depan, bulan depan, tahun depan tetapi pasti ada. Kita tak mampu mengetahuinya tetapi pasti ada.... God bless!!!
Tuesday, 12 March 2013
Barang Milikku Yang Paling Berharga Adalah Kamu
Aku sangat menyukai ucapan mama : “ Barang milikku yg paling berharga
adalah kamu ! ” Ucapan yang sangat menyejukkan hati. Dan sampai sekarang
aku masih mengingatnya …
Papa dan mama menikah karena
dijodohkan orang tua, demikianlah yg dialami para muda – mudi di jaman
itu, hal ini sudah umum, tapi di jaman sekarang peristiwa itu sudah
jarang terjadi, kebanyakan adalah hasil pilihan sendiri. Tapi mama
sangat mencintai papa, demikian juga dengan papa dan tampak selalu
mesra, akur bagaikan pasangan cinta sejoli. Sangat sulit dibayangkan
bahwa pernikahan mereka pernah diterjang badai ! Badai itu nyaris
memisahkan mereka, hanya karena emosi sesaat saja !
Papa dan
mama bekerja diinstansi yg sama, oleh karena itu setiap hari berangkat
dan pulang bersama. Suatu hari mereka kerja lembur, mengadakan stock
opname digudang, hingga pukul 2.00 dinihari dan baru pulang kerumah.
Papa sangat letih dan lapar, sampai dirumah tidak ada makanan maupun
minuman yg siap disaji. Papa yg lapar minta mama untuk menyiapkan
makanan dan minuman. Beberapa hari belakangan ini emosi mama memang
tidak stabil, ditambah lagi dengan adanya lembur, badan dan pikiran
sungguh melelahkan, sehingga dengan kondisi yg labil itu, mama spontan
menjawab dg nada keras, ” Mau makan dan minum, memangnya tidak bisa
masak sendiri ? Apa tidak punya tangan dan kaki lagi, ya ? ”
Karena papa juga terlalu capek, dan langsung menjawab dengan acuh tak
acuh, “ Kamu ini isteriku, memasak adalah sudah menjadi kewajibanmu ! ”
Mama langsung merespon, “ Tengah malam begini mau masak apa ? Sudah
lewat waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada
perempuan ! ”
Mendengar itu, marahlah papa, beliau langsung
berteriak dengan emosi, “ Kamu salah makan obat apa kemarin ? Mau
sengaja cari ribut, ya ? Istri memasak untuk suami adalah wajar, kenapa
harus tergantung pada waktu ? Kamu tidak senang, ya ? Kalau tidak
senang, kamu pergi saja sekarang dari rumah ini !!! ”
Mama
tidak menyangka akan menerima reaksi yg begitu keras. Setelah terdiam
sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata, “ Kamu ingin
aku pergi …, aku akan pergi sekarang ! ”. Mama segera kembali kekamar
untuk mengemasi barang – barangnya.
Melihat mama masuk kamar
dan berkemas – kemas, papa berkata kepada mama yang membelakanginya,
“Bagus ! Pergi sana ! Ambil semua barang – barangmu dan jangan kembali
lagi ! ”
Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi senyap, tak
ada kata – kata kebencian lagi yg muncul, menit demi menit berlalu, tapi
mama tetap tak kunjung keluar dari kamar. Merasakan keanehan itu, papa
kemudian menyusul masuk kamar dan melihat mama sedang duduk diranjang
penuh dengan linangan air mata. Sambil menatap koper kulit besar yang
masih tergeletak diatas ranjang. Melihat papa datang, dengan terisak –
isak mama berkata, “ Duduklah diatas koper kulit itu, supaya aku boleh
mengenang masa – masa perpisahan kita yg terakhir ”.
Merasa aneh, maka dengan sendu papa akhirnya tidak tahan juga untuk tidak bertanya, ” untuk apa ? ”
Sambil menangis dengan terputus – putus mama berkata, “ Emas dan perak
aku tidak memilikinya, tapi milikku yang paling berharga adalah kamu !”
Kamu dan anak – anakku, aku tidak memiliki apapun … ”.
Meskipun
kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya terus
sampai sekarang. Apalagi ketika mama mengucapkan kata – kata terakhir
itu, papa merasa sangat tergoncang, sejak malam itu, papa telah diubah
dan telah menjadi sangat hormat dan sayang kepada mama. Menggandeng
tangan anak – anak, merangkul mama serta senantiasa saling berpelukan.
Kelak aku juga bercita – cita ingin mendapatkan pasangan yang seperti
papa.
-fm/072-12032013
Source: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=560652797298510&id=492591964104594
:: Jangan Cepat Menghakimi ::
Setiap orang di sekeliling kita menyimpan
cerita kehidupan yang mungkin tidak terbayang di benak kita. Ada air
mata di balik senyuman. Ada kasih sayang di balik setiap amarah. Ada pengorbanan di balik setiap ketidak pedulian. Ada harapan di balik
setiap kesakitan. Ada kekecewaan di balik setiap derai tawa. Semoga kita
semua bisa menjadi manusia dengan rasa toleransi yang semakin luas dan
bersyukur dengan apa yang telah kita miliki dalam hidup ini. Ingatlah,
kita bukannya satu-satu manusia dengan segudang masalah. Tersenyumlah,
karena senyum mampu membasuh setiap luka. Maafkanlah, karena maaf mampu
menyembuhkan semua rasa sakit.
Have a blessed day...
Subscribe to:
Posts (Atom)